BIMnews.id | Banda Aceh
SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan format berbeda melalui Diskusi Ilmiah Transformasi Sekolah bertema “Mengajar dan Mendidik dengan Hati dalam Semangat Pembaharuan Ajaran Rasulullah SAW.” Kegiatan digelar pada Senin (17/11/2025) dan dihadiri jajaran guru, siswa, serta Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Pemateri utama, Hetti Zuliani, Ph.D., Cht., CI, memaparkan pentingnya pendidikan berbasis hati, terutama kemampuan mengenal dan mengelola emosi sejak dini. Ia menekankan bahwa perkembangan kognitif tidak optimal tanpa perkembangan area otak yang mengatur nilai, perilaku, dan empati.
Hetti menjelaskan bahwa banyak siswa kesulitan memahami emosinya karena kurang kosa kata perasaan dan tidak terbiasa mengekspresikannya dengan cara sehat. Ia mengingatkan bahwa marah bukan hal tabu, namun perlu dikelola dengan baik agar tidak melukai diri sendiri maupun orang lain.
Dalam sesi latihan, Hetti mengajak siswa mengenali hubungan emosional dengan orang terdekat serta bagaimana hal itu memengaruhi perilaku. Melalui teknik pernapasan dan refleksi diri, siswa diajak berani merasakan dan memaafkan diri. “Generasi kuat lahir dari hati yang sehat,” pesannya.
Sementara itu, Plt. Kadisdik Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., MSP, menegaskan bahwa transformasi pendidikan bukan hanya soal penguasaan ilmu, tetapi juga kemampuan guru menyentuh hati murid.
“Guru harus peka terhadap kondisi sosial-emosional peserta didik agar pembelajaran lebih manusiawi,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa peningkatan kualitas pendidikan harus dibangun melalui kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Menurutnya, ekosistem pendidikan yang saling mendukung akan membantu peserta didik tumbuh sebagai pribadi yang berkarakter, kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.
“Perubahan yang kita harapkan hanya bisa terwujud jika semua pihak bergerak bersama menuju pendidikan Aceh yang lebih baik,” tambahnya.
Selanjutnya dilanjutkan diskusi panel bersama kedua narasumber yang berlangsung secara interaktif, dengan siswa bertanya tentang cara mengelola stres, marah, dan tekanan belajar.
Kegiatan ditutup dengan makan kenduri maulid bersama, sekaligus mengingatkan bahwa Maulid Nabi adalah momen untuk meneladani Rasulullah SAW sebagai pendidik yang penuh kasih dan kebijaksanaan. (***)
BIMnews.id – LINA














