BIMnews.id | Banda Aceh
Kondisi Pantai Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, semakin memprihatinkan. Tumpukan pasir laut menutup alur keluar-masuk perahu di muara, menyebabkan aktivitas nelayan terganggu parah. Akibat pendangkalan atau sedimentasi, banyak perahu kandas saat air surut dan nelayan terpaksa menunggu pasang untuk melaut.
Nurfuadi, Wakil Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh, mewakili Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh Prof.Adjunct,Dr.Marniati,SE,M,Kes, menyoroti serius kondisi ini. Ia menyebut pemerintah harus segera turun tangan agar kehidupan nelayan tidak semakin terpuruk.
Kondisi di Alue Naga sudah sangat mengkhawatirkan. Muara tertutup pasir, nelayan tidak bisa melaut, dan penghasilan mereka menurun drastis. Pemerintah tidak bisa diam melihat situasi ini, ujar Nurfuadi, usai meninjau langsung lokasi sebagai Pengurus inti DPP-PPA, Sabtu (8/11/2025).
Menurut keterangan warga, proses sedimentasi di kawasan itu sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Arus laut yang kuat serta minimnya pemeliharaan menyebabkan pasir menumpuk di pintu muara. Kondisi ini membuat sebagian besar nelayan kesulitan keluar masuk ke laut, terutama pada saat air surut.
Kadang kami harus mendorong perahu dengan tenaga sendiri karena airnya dangkal. Kalau pas surut, kami tak bisa melaut sama sekali, kata seorang nelayan setempat.
Nurfuadi menjelaskan, pendangkalan ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan arus laut, berkurangnya vegetasi pantai, serta minimnya kegiatan pengerukan rutin di kawasan muara. Ia menilai, selain merugikan nelayan, sedimentasi juga berpotensi mengganggu ekosistem laut dan mempercepat abrasi di sekitar pantai.
Sebagai langkah cepat, Nurfuadi mengusulkan agar pemerintah segera:
1. Melakukan pengerukan (dredging) di area muara secara berkala,
2. Membangun pemecah gelombang (breakwater) untuk mengendalikan arus dan pasir, serta
3. Menanam kembali mangrove sebagai penahan alami sedimen.
Kami di Partai Perjuangan Aceh siap berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi terbaik. Alue Naga harus diselamatkan, karena ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal ekonomi rakyat, tegasnya.
Nurfuadi juga mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah kota, dinas terkait, akademisi, hingga komunitas pesisir, untuk bekerja sama menangani masalah sedimentasi secara berkelanjutan. Ia menilai penanganan yang terpadu sangat penting agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap tahun.
Kalau dibiarkan, lama-lama Alue Naga bisa kehilangan fungsinya sebagai kawasan tangkapan ikan utama bagi masyarakat. Kita tidak boleh menunggu sampai itu terjadi, tutup Nurfuadi. (***)
BIMnews.id – TAZAM











