BIMnews.id | Banda Aceh
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST., D.E.A., menjadi narasumber dalam Workshop Pembekalan dan Pelepasan Mahasiswa Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Asistensi Mengajar dengan tema “Sinergisitas Pemerintah Aceh Bersama UBBG dalam Menyiapkan dan Membina Calon Guru yang Kompeten.” Workshop diselenggarakan oleh Rektorat UBBG di Banda Aceh. Kamis, 21 Agustus 2025.
Dalam pemaparannya, Marthunis menekankan pentingnya penanaman karakter baik bagi seluruh peserta didik. Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh memandang pendidikan sebagai hal strategis yang harus diarahkan untuk membentuk karakter dan kompetensi generasi muda, sejalan dengan program-program pendidikan yang telah digagas oleh Gubernur Aceh.
Marthunis juga menekankan mindset bahwa tidak ada anak yang bodoh, melainkan anak-anak yang membutuhkan metode pengajaran yang tepat dan inspiratif.
Ia menjelaskan, “Imajinasi adalah kunci utama dalam proses pembelajaran, bahkan lebih penting daripada sekadar pengetahuan. Oleh karena itu, pengajaran harus mampu mendorong kreativitas dan imajinasi siswa agar mereka bisa berkembang secara optimal.” jelas Marthunis.
Dalam workshop tersebut, Marthunis turut menyoroti pentingnya dukungan emosional bagi siswa, karena suasana belajar yang nyaman akan mendorong keterlibatan kognitif yang lebih baik. “Siswa yang merasa aman dan dihargai secara emosional akan lebih mudah terlibat dalam proses berpikir dan belajar,” ujarnya.
Ia juga memperkenalkan konsep “peta provinsi” sebagai pendekatan yang dapat digunakan guru untuk memetakan potensi, kekuatan, serta kelemahan masing-masing siswa. “Dengan memahami peta kemampuan siswa, guru dapat menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif dan tepat sasaran,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan Aceh mengajak para calon guru untuk terus belajar dan berinovasi, menerapkan riset dan metodologi baru dalam proses pengajaran. Ia mengingatkan bahwa pengalaman mengajar di lapangan akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan berharga untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di kampus.
Marthunis juga menegaskan pentingnya sinergi berkelanjutan antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sekolah untuk memastikan kualitas pendidikan yang unggul. “Ia mengajak para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang membawa semangat baru dan profesionalisme dalam dunia pendidikan Aceh, agar mampu menjawab tantangan masa depan dengan penuh percaya diri dan kompetensi tinggi,” ujarnya.
Marthunis berharap para mahasiswa dapat memberikan kesan positif di sekolah tempat mereka mengajar, menjalin kerja sama yang baik dengan guru dan kepala sekolah, serta menjadi calon pendidik yang profesional dan berdedikasi. Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan akan terus mendukung dan memfasilitasi pengembangan kualitas guru demi kemajuan pendidikan di daerah. Jelasnya.
Rektor UBBG, Dr. Hj. Lili Kasmini, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebanyak 318 mahasiswa mengikuti pembekalan dan asistensi mengajar. Dari jumlah tersebut, 40 mahasiswa mengikuti kegiatan di Malaysia, sedangkan mahasiswa lainnya tersebar di berbagai jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar.
Menurut Lili Kasmini, kegiatan asistensi mengajar bukanlah hal yang mudah karena pengalaman di lapangan akan sangat berbeda dengan apa yang dipelajari di bangku kuliah. Oleh sebab itu, mahasiswa harus mempersiapkan diri secara matang, tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan tetapi juga dari aspek karakter.
“Ia menekankan bahwa karakter yang baik sangat penting dalam menjalankan tugas di sekolah, agar para mahasiswa dapat menjadi inspirasi bagi siswa di masa depan,” ujar Lili.
Lebih lanjut, Rektor berharap agar tidak ada masalah seperti keterlambatan yang dapat menghambat kelulusan mahasiswa. Ia memastikan bahwa mahasiswa yang lulus asistensi sudah siap untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Lili Kasmini juga menyampaikan bahwa pihak kampus akan terus memperbaiki kegiatan asistensi agar lebih baik ke depannya dan mendorong mahasiswa agar mampu bersaing, baik di dalam maupun luar negeri.
“Ia berharap hasil dari asistensi ini dapat dikembangkan ke sekolah-sekolah, terutama dalam hal metode pembelajaran. Menurutnya, peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah sangat bergantung pada inovasi dan penerapan metode yang efektif, sehingga dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut,” jelas Lili.
Selain itu, Ia menginformasikan tentang pembukaan program studi Pendidikan Bahasa dan Bahasa Aceh di PPD yang merupakan bagian dari upaya menjaga dan melestarikan budaya Aceh. Program ini juga mendukung kebijakan pemerintah Aceh dalam menggalakkan budaya lokal.
Dr. Lili Kasmini mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang sudah mengenakan baju putih, menandakan hampir 80% dari mereka akan segera menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana pendidikan. Tutup nya. (***)
BIMnews.id – LINA















